Adaptasi film live action dari animasi klasik memang memiliki tantangan besar. Namun, antara "How to Train Your Dragon" (HTTYD) live action dan "Snow White" live action, hasilnya sangat berbeda. Berikut beberapa alasan utama mengapa HTTYD sukses sementara Snow White gagal di box office.
1. Pemilihan Film dan Eksekusi yang Tepat (HTTYD)
DreamWorks, yang memproduksi HTTYD live action, tidak sembarangan
memilih film untuk diadaptasi. Mereka memilih cerita yang memang cocok dan memiliki potensi besar untuk
diterjemahkan ke dalam versi live action dengan baik. HTTYD berhasil
menghadirkan dunia Berk dan karakter-karakternya secara nyata dan magis,
sehingga penonton merasakan keajaiban yang sama seperti versi animasinya. Film
ini juga mendapat sambutan positif dari kritikus dengan skor tinggi,
menunjukkan kualitas eksekusi yang baik dari segi cerita, visual, dan
karakterisasi.
2. Kesetiaan dan Kreativitas dalam Adaptasi (HTTYD)
HTTYD live action berhasil menerjemahkan makna live action secara harfiah,
yakni menghadirkan versi animasinya menjadi nyata tanpa kehilangan esensi
cerita dan pesona aslinya. Hal ini membuat penggemar animasi merasa puas dan
penonton baru juga dapat menikmati film dengan baik. Pendekatan ini berbeda
dengan hanya mengeruk keuntungan tanpa memperhatikan aspek kreatif.
3. Perubahan Kontroversial dan Kritik Terhadap "Snow White"
Sebaliknya, "Snow White" live action mengalami banyak kritik
karena perubahan signifikan yang dianggap terlalu jauh dari versi klasiknya.
Misalnya, karakter Snow White dibuat lebih tegas dan tidak fokus pada romansa,
serta penghilangan elemen-elemen ikonik seperti lagu-lagu klasik dan
penggambaran tujuh kurcaci yang berubah menjadi makhluk CGI yang dianggap aneh
dan tidak menarik. Hal ini membuat banyak penggemar merasa kehilangan daya
tarik emosional dan nostalgia film asli.
4. Kontroversi dan Boikot
Film "Snow White" juga mendapat boikot dari netizen terkait
pernyataan kontroversial sang pemeran utama, Rachel Zegler, yang dianggap tidak
menghormati cerita asli. Selain itu, keterlibatan Gal Gadot yang memiliki
kontroversi politik juga memicu penolakan dari sebagian publik. Boikot dan
kontroversi ini sangat mempengaruhi citra film dan minat penonton untuk
menonton di bioskop.
5. Masalah Produksi dan Anggaran
"Snow White" memiliki anggaran yang sangat besar, tetapi tidak
diimbangi dengan kualitas cerita dan visual yang memuaskan. Kritik juga
menyebutkan bahwa film ini bermain terlalu aman dan kurang berani mengambil
risiko kreatif. Hal ini membuat film terasa datar dan tidak menarik bagi
penonton dan kritikus.
6. Dampak Kegagalan "Snow White" bagi Disney
Kegagalan "Snow White" live action ini berdampak besar pada
keputusan Disney, termasuk menunda produksi film live action lain seperti
"Tangled". Ini menunjukkan bahwa kegagalan tersebut bukan hanya soal
film itu sendiri, tapi juga mempengaruhi strategi bisnis Disney dalam
mengadaptasi film animasi ke live action.
Kesimpulan
"How to Train Your Dragon" live action sukses karena
DreamWorks memilih cerita yang tepat, menjaga kesetiaan sekaligus kreativitas
dalam adaptasi, serta menghadirkan kualitas visual dan narasi yang memuaskan. Sementara itu, "Snow White" live
action gagal karena perubahan cerita yang kontroversial dan jauh dari versi
asli, kontroversi pemeran utama, serta kurangnya keberanian kreatif, yang
berujung pada kekecewaan penonton dan kritik negative.
0 Komentar