Sunat atau sirkumsisi adalah prosedur bedah untuk membuang kulup, yaitu kulit yang menutupi ujung penis. Di Indonesia, sunat bukan hanya dijalankan karena alasan agama (khususnya bagi umat Islam), tetapi juga semakin dipertimbangkan karena alasan kesehatan dan kebersihan.
Bagi orang tua yang berencana menyunatkan anak laki-lakinya, tentu ada banyak pertanyaan yang muncul. Mulai dari kapan usia yang tepat, berapa biayanya, apa saja manfaat dan risikonya, hingga bagaimana cara perawatannya pasca-sunat. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Usia yang Tepat untuk Sunat
Tidak ada patokan usia yang mutlak untuk melakukan sunat, namun para ahli medis memiliki beberapa rekomendasi berdasarkan pertimbangan medis dan psikologis.
Saat Bayi (Neonatal): Banyak ahli medis setuju bahwa usia terbaik untuk sunat adalah saat bayi baru lahir, idealnya dalam rentang usia 7 hingga 10 hari. Pada usia ini, kulup masih tipis dan pembuluh darahnya sedikit, sehingga proses penyembuhan cenderung lebih cepat dan risiko pendarahan lebih minim.
Saat Anak-anak (Usia Sekolah Dasar): Ini adalah rentang usia yang paling umum di Indonesia, biasanya antara usia 6 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak sudah bisa diajak berkomunikasi dan diberi pengertian mengenai prosedur sunat.
Saat Dewasa: Sunat juga bisa dilakukan saat dewasa, meskipun proses pemulihan dan perawatannya mungkin sedikit lebih rumit dibandingkan saat anak-anak.
Estimasi Biaya Sunat
Biaya sunat sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti lokasi (kota besar atau daerah), fasilitas kesehatan (klinik, puskesmas, atau rumah sakit), dan metode yang digunakan. Berikut adalah perkiraan biayanya:
Metode Konvensional: Menggunakan pisau bedah dan jahitan. Biayanya berkisar antara Rp 600.000 hingga Rp 1.500.000.
Metode Laser (Electric Cauter): Menggunakan alat cauter untuk memotong kulup, yang juga berfungsi untuk menghentikan pendarahan. Biayanya sedikit lebih mahal, sekitar Rp 800.000 hingga Rp 2.000.000.
Metode Klem/Cincin: Menggunakan alat sekali pakai seperti Smart Klamp atau Alisklamp. Metode ini minim pendarahan dan seringkali tidak memerlukan jahitan. Biayanya berada di kisaran Rp 1.000.000 hingga Rp 3.000.000.
Manfaat Sunat bagi Kesehatan
Dari sisi medis, sunat memiliki sejumlah manfaat yang telah terbukti, antara lain:
Menjaga Kebersihan: Memudahkan pembersihan area penis, sehingga mengurangi penumpukan smegma dan bakteri.
Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK): Terutama pada tahun pertama kehidupan.
Mengurangi Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS): Termasuk mengurangi risiko penularan HIV.
Mencegah Masalah Penis: Mencegah kondisi seperti fimosis (kulup yang tidak bisa ditarik ke belakang) dan parafimosis.
Mengurangi Risiko Kanker Penis: Meskipun jarang, risiko kanker penis lebih rendah pada pria yang disunat.
Risiko yang Mungkin Terjadi
Meskipun tergolong prosedur yang aman jika dilakukan oleh tenaga medis profesional, sunat tetap memiliki beberapa risiko, di antaranya:
Pendarahan
Infeksi pada luka
Reaksi terhadap obat bius (anestesi)
Iritasi pada ujung penis
Hasil kosmetik yang kurang memuaskan (sangat jarang terjadi)
Perawatan Pasca-Sunat
Perawatan yang benar setelah sunat sangat penting untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Jaga Kebersihan Luka: Bersihkan area luka secara rutin sesuai anjuran dokter, biasanya menggunakan cairan antiseptik.
Ganti Perban Secara Teratur: Ganti perban setiap hari atau setiap kali basah/kotor.
Minum Obat: Berikan obat pereda nyeri dan antibiotik (jika diresepkan) sesuai dosis.
Kenakan Pakaian Longgar: Hindari celana yang terlalu ketat untuk mengurangi gesekan pada area luka.
Perhatikan Tanda Infeksi: Segera hubungi dokter jika muncul tanda-tanda infeksi seperti bengkak berlebihan, kemerahan yang meluas, keluar nanah, atau demam tinggi.
Dengan informasi yang lengkap, orang tua dapat mempersiapkan proses sunat anak dengan lebih tenang dan memastikan si kecil mendapatkan penanganan serta perawatan terbaik.
0 Komentar