Baru-baru ini, dunia maya dihebohkan dengan kabar bahwa fitur voice chat pada aplikasi WhatsApp dapat menjadi celah bagi peretas untuk mengambil alih kontrol ponsel pengguna. Informasi ini sontak menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna setia aplikasi pesan instan terpopuler tersebut. Lantas, benarkah demikian? Pakar keamanan siber pun angkat bicara untuk memberikan penjelasan.
Kabar mengenai potensi peretasan melalui voice chat WhatsApp ini menyebar dengan cepat, terutama melalui pesan berantai dan media sosial. Modus yang disebutkan biasanya melibatkan panggilan suara dari nomor tak dikenal, yang jika diangkat atau bahkan hanya berdering, diklaim dapat memberikan akses kepada peretas untuk menyusup ke dalam sistem ponsel.
Menanggapi kegaduhan ini, pakar keamanan siber Dr. Alfons Tanujaya dari Vaksincom memberikan penjelasannya. Menurut Alfons, isu peretasan melalui voice call atau voice chat WhatsApp memang pernah terjadi di masa lalu, namun celah keamanan tersebut telah ditangani oleh pihak WhatsApp.
"Memang pernah ada eksploitasi WhatsApp melalui voice call yang bisa mengambil alih kendali WhatsApp dan HP korbannya. Tetapi hal tersebut sudah lama ditambal dan diperbaiki oleh WhatsApp," ujar Alfons saat dihubungi media.
Alfons menjelaskan bahwa eksploitasi yang pernah ada sebelumnya memanfaatkan kelemahan pada protokol Voice over Internet Protocol (VoIP) yang digunakan WhatsApp. Peretas dapat mengirimkan paket data berbahaya melalui panggilan suara yang, jika berhasil, bisa menginstal spyware atau malware di perangkat korban. Salah satu kasus yang terkenal terkait hal ini adalah penggunaan spyware Pegasus.
Namun, ia menegaskan bahwa WhatsApp secara berkala melakukan pembaruan keamanan untuk menutup celah-celah yang mungkin ditemukan. "Untuk saat ini, klaim bahwa hanya dengan menerima voice chat WhatsApp dari nomor tidak dikenal bisa langsung diretas itu kemungkinannya sangat kecil, terutama jika aplikasi WhatsApp pengguna sudah versi terbaru," tambahnya.
Meskipun demikian, Alfons tetap mengimbau pengguna untuk selalu waspada dan menerapkan langkah-langkah keamanan dasar. Berikut beberapa poin penting yang disampaikannya:
- Selalu Perbarui Aplikasi: Pastikan aplikasi WhatsApp dan sistem operasi ponsel Anda selalu dalam versi terbaru. Pembaruan seringkali menyertakan perbaikan keamanan untuk celah yang baru ditemukan.
- Waspada Terhadap Nomor Tidak Dikenal: Hindari berinteraksi lebih lanjut dengan panggilan atau pesan dari nomor yang tidak dikenal, terutama jika disertai dengan permintaan aneh atau tautan mencurigakan.
- Aktifkan Verifikasi Dua Langkah: Fitur ini menambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun WhatsApp Anda.
- Jangan Sembarang Klik Tautan: Jika menerima pesan berisi tautan, meskipun dari kontak yang dikenal, pastikan kebenarannya sebelum mengklik. Bisa jadi itu adalah upaya phishing.
Lebih lanjut, Alfons menekankan bahwa metode peretasan yang lebih umum terjadi saat ini adalah melalui social engineering (rekayasa sosial), di mana peretas memanipulasi korban untuk memberikan kode OTP, informasi pribadi, atau menginstal aplikasi berbahaya.
"Jadi, kepanikan berlebih terkait voice chat mungkin tidak perlu, tetapi kewaspadaan harus selalu dijaga. Peretas akan selalu mencari cara baru, dan kesadaran pengguna adalah benteng pertahanan pertama," pungkasnya.
Dengan demikian, meskipun isu peretasan melalui voice chat WhatsApp pernah menjadi ancaman nyata, pihak WhatsApp telah melakukan perbaikan. Pengguna diimbau untuk tidak panik namun tetap waspada dengan selalu memperbarui aplikasi dan menjaga praktik keamanan digital yang baik.
(Sumber: Katadata.co.id)
0 Komentar